Menyambung postingan saya di blog kemarin bercerita mengenai kisah Hayati dan kang Surya tentang mencari profitable campaign di Facebook…
Sebetulnya mencari campaign yang profitable itu sederhana sekali pemikirannya..
Pasang iklan, testing dan optimasi serta scale-up serta cut losing campaign itu sudah menjadi dasar pemikirannya.
Hanya saja, kenapa hasilnya semua bisa berbeda-beda walaupun targetingnya semua sama hingga bentuk iklannya sama?
Saya kasih clue pemikiran logikanya ya..
Sales itu terjadi ketika pertemuan antara produk yang bagus bertemu dengan orang yang tepat serta promosi yang tepat.
Contohnya agak ekstrim sedikit agar Anda bisa memahami ya..
Anda punya produk yang bagus banget. Krim pemutih wajah. Sekali pakai bisa langsung kelihatan putihnya. Harganya pun bagus serta bisa diterima pasar.
Produk istimewa ini Anda pasarkan kepada market anak-anak. Kira-kira bakalan laku? Tentu tidak jawabannya. Walaupun promosi dan offer Anda sudah sangat luar biasa, jualan dengan banting harga ataupun banting lainnya.. tetap aja gak bakalan ada yang beli karena anak-anak jelas tidak membutuhkan krim pemutih wajah.
Jadi Anda memang harus bisa mempertemukan ketiga elemen tersebut: produk, orang dan promosi.
Kalau produknya bagus dan targetingnya sudah tepat tetapi cara Anda melakukan promosi salah. Iklan Anda tidak jelas. Benefit produk Anda tidak jelas dan offer Anda sangat buruk sekali termasuk cara CS memberikan konsultasi dan jawaban buruk maka hasilnya walaupun leadsnya ada tetapi sales tidak akan muncul.
Paham ya sampai disini. Logika terakhir agar bisa semakin paham…
Kalau Anda sudah melakukan ketiga hal tersebut dengan baik. Produk ok, targeting orang jelas, promosi juga bagus tapi gak jadi sales juga.. kira-kira itu kenapa hayo?
Simple. Ini logika di online dan mesin.
Lagi-lagi semua platform promosi di online adalah menggunakan logika mesin. Apa yang menurut mereka cocok dengan targeting yang Anda berikan pun belum tentu bisa 100% tepat dan bisa memberikan sales. Semua tergantung Anda bertemu dengan kelompok audience yang mana.
Contohnya begini..
Anda jualan krim pemutih tersebut dengan target ibu-ibu muda usia 30-35 tahun. Sudah jelas targetingnya dan sudah bagus. Bahkan bisa dipertajam lagi sampai ke kota tempat ibu-ibu tersebut berada dan device yang mereka gunakan.
Nah, sekarang saya coba pisahkan kelompok ibu-ibu itu menjadi kelompok A dan B.
Kelompok A dengan targeting yang sama ternyata ibu-ibu ini dalah kelompok ibu rumah tangga yang baru saja mengeluarkan pengeluaran besar untuk keperluan anak-anaknya sekolah sehingga budgetnya habis.
Kelompok B adalah ibu rumah tangga yang suaminya baru saja mendapatkan bonus tahunan dari kantor dan memiliki budget yang lebih lebar untuk perawatan tubuhnya.
Kelompok diatas ini adalah sebuah contoh kasus. Tentunya logika mesin tidak bisa mencari sampai sedalam itu. Setidaknya sampai saat ini belum bisa tracking sebanyak itu.
Produk sama, promosi sama, targeting sama. Yang masuk ke kelompok A ternyata BONCOS. Klik doang tapi tidak ada respon dan belanja.
Sementara kelompok B ternyata PROFIT. Klik doang, tanpa berlama-lama langsung belanja.
Lalu kesimpulannya gimana? Itulah cara kerja logika mesin. Bergantung dari kelompok mana yang kebetulan saat Anda promosikan Anda dapatkan maka hasilnya bisa berbeda-beda. Demikian berbedanya sampai CTR, link-click, conversion dan lainnya.
So, pertanyaannya, bagaimana Anda bisa mendapatkan kelompok belanja yang tepat? Lalu kalau memang tidak bisa menemukan kelompok belanja tersebut, apa yang harus kita lakukan agar dapat beriklan dengan profitable?
Penasaran jawbannya? Ya udah, tar aja di bahas di artikel berikutnya kalau emang banyak yang minat yang terlihat dari jumlah share artikelnya yang besar..